Pendekatan Video for Change

Para praktisi Video for Change dapat menggunakan beragam pendekatan dan teknik untuk menciptakan dampak. Namun, berikut adalah dua praktik yang biasa digunakan:

  • Praktik yang pertama menggunakan pendekatan bottom-up atau perubahan dari akar rumput. Dengan pemahaman mendalam akan konteks lokal, seorang praktisi Video for Change tidak mengusut masalah atau konflik secara terpisah, atau mengejar capaian jangka pendek (seperti membuat video populer atau viral). Akan tetapi, para praktisi mengusahakan capaian jangka panjang yang mengacu pada perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan.
  • Praktik yang kedua lebih menekankan pada pemahaman yang luas dan menyeluruh tentang dampak. Para praktisi Video for Change menggali secara mendalam, bagaimana keseluruhan proses produksi dan distribusi dapat memengaruhi kehidupan orang-orang. Juga, bagaimana proses dan konten ini dapat mendorong bentuk keterlibatan yang lebih mendalam lewat kampanye, isu, atau gerakan sosial.

Video for Change mempertimbangkan isu kekuasaan, partisipasi dan inklusi, akuntabilitas, dan keselamatan serta keamanan dalam mendesain dan mengevaluasi dampak dari sebuah inisiatif video. Pertimbangan-pertimbangan inilah yang membentuk inti utama dari toolkit ini dan dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam Nilai dan Metode.

Di bawah ini Anda akan mendapatkan penjelasan umum tentang berbagai pendekatan Video for Change yang telah kami identifikasi. Meskipun masing-masing pendekatan dikategorikan secara terpisah, kami menyadari bahwa pada kenyataanya konsep ini saling tumpang tindih.  Dimungkinkan untuk menggunakan beberapa pendekatan ini secara bersamaan.

Pendekatan Video for Change dan Konteks Historisnya

Video Komunitas, Partisipatif, dan Akar Rumput
Inisiatif video yang berbasis komunitas, partisipasi, dan akar rumput telah berkembang beberapa dekade ini. Banyak asosiasi, serikat buruh, komunitas, dan kelompok masyarakat sipil maupun organisasi non-pemerintah (LSM) telah menggunakan video untuk menantang wacana-wacana dominan yang diusung media mainstream. Video-video ini dibuat lewat inisiatif yang berasal dan mengacu pada topik spesifik di sebuah komunitas, seperti hak-hak gender, kesehatan masyarakat, penggusuran, pendidikan, dll. Pendekatan ini menempatkan kamera di tangan orang-orang yang terkena dampak isu-isu tersebut, sehingga suara, cerita, dan sudut pandang mereka dapat didengar.

Nilai utama/karakteristik:

  • Penyediaan akses ke perangkat pembuatan media, teknologi dan pelatihan, serta akses ke audiens yang ditargetkan
  • Seringkali berfokus pada aspek kesenjangan sosial dan mendukung kelompok-kelompok yang terpinggirkan untuk menceritakan kisah mereka sendiri.
  • Mengajak untuk berpikir dan menganalisis secara kritis (khususnya terkait pembangunan dan politik)
  • Memungkinkan adanya refleksi diri dan refleksi pada proyek/kegiatan
  • Berfokus pada perubahan yang diinisiasi secara lokal serta aksi kolektif
  • Seringkali berkomitmen untuk memberikan kepemilikan secara penuh kepada para aktor atau peserta, serta kontrol atas rekaman, keputusan pengeditan, dan distribusi.
  • Menekankan pada pentingnya pengetahuan lokal
Video Dokumenter Sosial
Istilah dokumenter diperkirakan tercetus pertama kali oleh John Grierson, seorang pembuat film asal Skotlandia di tahun 1926, saat mengulas sebuah film non-fiksi. Dia meyakini bahwa film dokumenter adalah media penyebaran informasi yang sangat menjanjikan dan paling baik digunakan sebagai alat untuk menggugah kesadaran serta keterlibatan masyarakat biasa mengenai berbagai isu sosial. Biaya pembuatan film yang semakin terjangkau kemudian memungkinkan berbagai film dokumenter sosial untuk mencakup hampir setiap masalah sosial. Beberapa film dokumenter ini bahkan telah mengubah cara kita memandang, memahami, dan merespons dunia sekitar kita.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Biasanya mengekspos satu masalah
  • Seringkali menggunakan panduan praktik dan prinsip jurnalistik tradisional, terutama dalam hal akurasi data, fakta, dan perspektif, namun juga menggabungkan perangkat estetika dan interpretasi
  • Seringkali menyasar penjangkauan sekaligus partisipasi audiens yang luas
Video Advokasi

Istilah ‘video advokasi’ sudah digunakan pada 1980-an. Pada saat itu akses ke kamera jauh lebih murah, lebih portabel, dan karenanya lebih mudah diakses. Video advokasi menekankan penggunaan video untuk ‘berbicara’ dan memengaruhi kekuatan. Seringkali tujuannya adalah untuk perubahan politik maupun kebijakan.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Berfokus pada penanganan hukum tertentu, perubahan kebijakan atau praktik, atau memengaruhi peristiwa/situasi tertentu yang sedang berlangsung
  • Kesuksesan atau dampak ditentukan dari sejauh mana video memengaruhi pemirsa atau komunitas spesifik. Yaitu, lewat strategi yang mencakup bagaimana perubahan hukum, kebijakan, atau praktik tertentu dapat terjadi
Komunikasi untuk Pembangunan dan Komunikasi untuk Perubahan di mana video digunakan

‘Komunikasi untuk Pembangunan’ dan ‘Komunikasi untuk Perubahan’ telah digunakan oleh sejumlah organisasi internasional dan badan-badan PBB sejak 1960-an. Hal ini semakin umum untuk digunakan seiring dengan perkembangan zaman. Istilah-istilah ini biasanya merujuk pada praktik di mana masyarakat lokal didukung untuk menginformasikan dan mengkritik wacana dan proses pembangunan.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Mempromosikan pembangunan sosial, ekonomi, dan politik yang inklusif
  • Mendukung dan terlibat dengan wacana reflektif dan kritis yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan, praktik, dan hasil pembangunan
  • Dapat digunakan untuk mendukung masyarakat yang terpinggirkan untuk mengkritik, sehingga berdampak pada pengembangan dan pengembangan proyek
  • Biasanya menyediakan akses ke perangkat media, teknologi dan pelatihan, serta akses ke audiens yang ditargetkan
Video Jurnalisme Warga
Meningkatnya aksesibilitas internet, telepon seluler yang dapat merekam gambar berkualitas baik, dan alat rekam video murah telah menyebabkan perubahan dramatis dalam produksi dan distribusi video oleh warga biasa.

Istilah ‘jurnalisme warga’ biasanya mengadopsi standar jurnalistik dasar dalam konteks non-profesional. Jurnalisme warga seringkali mendukung warga lokal untuk membuat dan mengomentari berita lokal dan isu terkini. Karena pendekatan ini sering melibatkan orang-orang yang baru mengenal media, penekanan khusus pada etika seringkali masih diperlukan.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Mendukung masyarakat luas untuk melaporkan/menyebarkan isu-isu yang penting bagi mereka
  • Menghargai serta memungkinkan produksi dan distribusi berita atau media lokal
Video Kesaksian

Meluasnya penggunaan istilah ‘saksi warga’ dimulai setelah peristiwa politik/sosial besar, seperti serangan teroris Menara Kembar tahun 2001 di New York, pemberontakan rakyat Burma (Revolusi Saffron) pada 2007, dan ‘Revolusi 25 Januari’ yang terjadi di Alun-alun Tahrir Kairo pada 2011. Pada setiap kejadian, foto maupun video yang diambil warga menjadi sumber yang paling banyak dilihat sekaligus simbol dari peristiwa tersebut.

Saat ini, video kesaksian/saksi sering digabungkan oleh media mainstream maupun media alternatif, dan seringkali diambil langsung pertama kali dari media sosial. Istilah video saksi juga digunakan oleh LSM dan kelompok berbasis hak sebagai bentuk pengumpulan bukti.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Berfokus pada pengungkapan atau penanganan pelanggaran hak atau ketidakadilan sosial melalui pengumpulan dan sirkulasi bukti visual.
  • Dapat menyertakan video mentah dari saksi langsung suatu kejadian atau dokumentasi testimoni pribadi
  • Memberikan informasi dan memobilisasi khalayak luas secara cepat. Yaitu, dengan menyampaikan kejadian nyata yang mengandung isu sosial tertentu ke permukaan
Pencerita/Pendongeng Digital

Pelopor pendongeng digital, Joe Lambert, menggambarkan pendekatan pembuatan video ini sebagai “menceritakan kehidupan, menciptakan komunitas”.

Sejak 2003, proyek penceritaan digital telah berkembang di seluruh dunia. Sangat sering mereka berbagi format video pendek (2-5 menit) dengan panduan pelatihan terstruktur yang memungkinkan pendongeng non-profesional untuk membuat ‘film mini’ pribadi mereka sendiri.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Menggunakan pengalaman pribadi sebagai pendekatan untuk membuat perubahan
  • Berfokus pada kisah pribadi sebagai bentuk pemberdayaan
  • Mendukung orang untuk menceritakan kisah mereka sendiri, dengan suara mereka sendiri
  • Terkadang menekankan pada pembangunan ingatan kolektif dan/atau pembangunan komunitas dengan cara berbagi cerita
Meme video yang berfokus pada perubahan, remix, mashups, dan koleksi yang dikuratori
Peningkatan akses ke internet, jaringan jalur lebar (broadband) dan software pengeditan video, dan juga literasi digital telah mengubah cara orang terlibat dengan konten video online. Bukti saat ini menunjukkan remixing dan kurasi konten video yang ‘ditemukan’ online semakin populer di beberapa negara, terutama di kalangan anak muda. Beberapa remix tentang perubahan sosial dilihat oleh jutaan orang dengan cepat.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Dapat langsung terlibat/melibatkan diri dengan isu-isu (yang menjadi perhatian) dengan menggunakan media
  • Dapat mendukung orang-orang yang tidak terkena dampak langsung dari sebuah isu (yang mungkin berlokasi di negara lain) untuk menjadi advokat
  • Menekankan pada Creative Commons licensing (lisensi hak cipta publik yang memungkinkan distribusi bebas dari karya berhak cipta) dan nilai remix/budaya partisipatif
  • Koleksi yang dikuratori dapat berfokus untuk memperkuat jangkauan video (baik online atau melalui acara pemutaran), maupun melayani untuk menyatukan video yang berbeda untuk menceritakan kisah yang lebih besar
Video Interaktif

Ini adalah jenis video yang mendukung interaksi pengguna dengan konten video, dengan menggunakan fitur yang dapat diklik pada berkas video. Ini memungkinkan Anda untuk melakukan suatu tindakan.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Interaksi dalam video memungkinkan pengguna atau pemirsa untuk melakukan tindakan yang diarahkan oleh pembuat video. Contohnya:
    • Memberikan donasi karena sebab yang disampaikan dalam video
    • Memilih jalan cerita atau akhir cerita, yang memungkinkan pemirsa untuk mempertimbangkan dan menilai berbagai skenario dalam suatu komunitas atau lingkungan
    • Merespons pernyataan atau pertanyaan, memungkinkan audiens untuk diuji dan dididik lewat materi dalam video
Media Imersif

Meskipun tidak secara teknis disebut ‘video’ ( dua dimensi dan dilihat secara pasif dari ‘luar’), penting bagi pembuat video untuk memahami kemampuan media imersif, karena jenis media ini telah mendapatkan tempat di ranah dongeng untuk perubahan sosial selama dekade terakhir. Media imersif menciptakan ilusi yang seolah nyata melalui simulasi.

Ada banyak jenis media imersif, meskipun saat ini yang paling umum digunakan dalam gerakan perubahan sosial adalah dalam bentuk virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).

VR adalah simulasi gambar atau lingkungan 3D yang dihasilkan komputer, untuk menciptakan pengalaman yang seolah-olah “nyata” dengan menggunakan peralatan elektronik khusus, seperti headset. AR adalah konten virtual yang dapat dialami dan berinteraksi di dunia nyata, seperti gambar digital yang ‘keluar’ dari objek nyata.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Menempatkan pengguna media ‘di dalam’ pengalaman, yang menyampaikan gagasan seolah-olah pengguna berada dalam lokasi dan konteks dari sebuah komunitas atau isu yang sama dengan yang digambarkan
  • Pengalaman yang didapatkan menciptakan perasaan dekat dan intim (dengan situasi yang ingin disampaikan)
  • Di luar semua pertimbangan etis dari Video for Change dalam bentuk dua dimensi, media imersif memiliki masalah etika khusus mereka sendiri:
    • Ada bukti yang menunjukkan lingkungan virtual membuat pengguna lebih terbuka terhadap manipulasi daripada pengalaman 2D, dan bahwa ada pengaruh yang bahkan tidak diperhatikan pengguna.
    • Risiko untuk menjadi ‘armchair activism‘ — yaitu, mengklaim gerakannya adalah gerakan aktivisme tetapi tidak ada tindakan nyata — ini karena penggunanya sudah merasa mereka seperti “pernah ke sana”. Ini bisa mengarah pada usaha perubahan sosial yang malas dan meremehkan.
Pengarsipan Video

Pengarsipan video memiliki sejarah panjang dalam konteks arsip suara dan video nasional, atau perpustakaan berbasis komunitas. Koleksi-koleksi ini terkadang mendukung koleksi khusus yang berfokus pada perubahan sosial.

Pengarsipan dan kurasi video meningkat seiring dengan meningkatnya konten video dan akses ke konten tersebut, juga termasuk meningkatnya kapasitas video hosting online. Misalnya, banyak koleksi dapat ditemukan di situs video yang besar seperti YouTube melalui kanal atau penggunaan tagar yang strategis. Inisiatif lain membuat situs web mereka sendiri untuk mengelola koleksi arsip ini.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Menekankan pada penciptaan pengetahuan dan akses ke pengetahuan
  • Berfokus pada pendokumentasian peristiwa dan sejarah yang mungkin diabaikan atau dilupakan
  • Mengambil tanggung jawab untuk mengumpulkan dan membuat video supaya tersedia untuk orang yang tepat (mungkin tidak untuk akses publik)
  • Dapat menggunakan beberapa video yang berbeda untuk menceritakan kisah yang lebih besar tentang masalah atau riwayat tertentu

Untuk tambahan sumber daya terkait pengarsipan video, sila cek https://archiving.witness.org , dan Uwazi – HURIDOCS (untuk perangkat lunak).

Sejarah Lisan/Testimoni
Praktik penceritaan kembali dan pencatatan sejarah lisan sudah dilakukan sepanjang sejarah manusia. Teknologi video yang semakin murah serta perkembangan internet telah memungkinkan sejarah lisan ini untuk direkam, ditemukan, dan dikategorikan lewat peralatan digital.

Nilai utama/karakteristik: 

  • Menekankan pada penciptaan pengetahuan dan akses ke pengetahuan
  • Seringkali mengambil peran khusus dalam komunitas adat dengan berupaya memastikan tidak hilangnya pengetahuan dan bahasa lokal
  • Berfokus pada memastikan orang dapat merekam cerita dan sejarah yang menurut mereka harus diceritakan
  • Dapat memainkan peran penting dalam rekonsiliasi setelah kekerasan atau pascakonflik