Apa itu Video for Change?

Video for Change mengacu pada “penggunaan video sebagai pendekatan untuk mendukung gerakan sosial, mendokumentasikan pelanggaran hak, meningkatkan kesadaran, dan berbagi pengetahuan baru tentang masalah sosial atau lingkungan hidup atau untuk berkontribusi pada perubahan sosial.”
Istilah tersebut ibarat payung besar yang menaungi berbagai gaya dan pendekatan pembuatan video yang akan Anda temukan dalam Toolkit ini.
Kegiatan di dalam kerangka kerja Video for Change meliputi riset dan perencanaan, pengembangan kapasitas, produksi film, penjangkauan, distribusi dan keterlibatan (engagement), serta evaluasi.
Dalam merancang dan menilai dampak, Video for Change melihat keseluruhan unsur inisiatif. Video for Change berfokus pada keterlibatan dan partisipasi masyarakat terdampak. Kelompok-kelompok masyarakat ini merupakan bagian yang dipotret sekaligus inti dari inisiatif perubahan.
Partisipasi adalah prinsip etika yang perlu dipraktekkan, yaitu melibatkan subjek video dan masyarakat terdampak pada proses pengambilan keputusan. Prinsip tersebut memampukan mereka berpartisipasi dalam setiap tahap prosesnya, jika memang mereka memilih untuk terlibat.
Pentingnya keterlibatan, partisipasi, dan kreasi bersama inilah yang membedakan Video for Change dengan jurnalisme tradisional atau pendekatan film dokumenter.
Sebagai contoh, satu inisiatif Video for Change yang sederhana tentang Warung Makanan Papua Yombe Sming yang berdampak kepada pemilik warung yang menjual makanan asli Papua di Papua.
Latar Belakang dan Manfaat dari Video for Change
Pendekatan partisipatif lewat video muncul dari semangat pembebasan yang berkembang di tahun 1960-an. Gerakan pembebasan ini bertujuan untuk memberdayakan orang-orang atau komunitas yang terus menerus tersingkir di tengah masyarakatnya.
Fokus praktek partisipatoris dalam pembuatan media ini bertumbuh dari gerakan-gerakan anti kolonialisme, khususnya terkait dengan pemikiran Paulo Freire (1921-1997), seorang pendidik dan pemikir teori-teori pendidikan dari Brazil. Di tahun 1960-an, Freire mendampingi petani miskin yang tidak punya tanah di Brazil. Lewat pendidikan, para petani ini terbuka matanya akan situasi mereka yang tertindas, lalu memutuskan untuk menentukan aspirasi dan keinginan mereka sendiri. Di Indonesia, pendekatan ala Freire banyak digunakan antara lain oleh INSIST, khususnya di tahun 80-90-an.
Ada beberapa alasan kenapa video adalah medium yang sangat kuat untuk menggerakan perubahan sosial:
- Video melampaui batas-batas kemampuan baca tulis maupun bahasa. Ia tidak bergantung pada bahasa tertulis (atau dalam beberapa kasus, bahasa tutur). Ia dapat menyentuh kelompok-kelompok dari lintas budaya maupun komunitas.
- Video dapat dibuat oleh amatir maupun profesional.
- Pelbagai kisah dan tempat dapat tersaji dengan perasaan dekat atau intim. Ini karena kombinasi gambar dan suara, serta kemampuan kita untuk menyaksikan sekaligus mengalami reaksi dan ekspresi manusia dalam video, mampu menciptakan nuansa mendalam dan penggambaran yang kaya akan rasa.
- Berbagai dialog dapat bertumbuh dan didukung lewat video, melampaui batas tempat dan waktu.
- Video dapat menjadi bukti yang kredibel, khususnya dalam kasus inisiatif-inisiatif yang berbasis bukti maupun untuk proses legal (sesudah terverifikasi). Video adalah alat yang mumpuni untuk mendokumentasikan kesaksian tutur maupun visual.
- Ada banyak jalur distribusi cepat yang dapat dipilih. Bisa lewat pemutaran di komunitas, televisi, bioskop, festival film, jalur online maupun offline. Jangkauan pilihan ini mungkin tidak tersedia bagi bentuk strategi komunikasi lainnya.
Penggunaan video sebagai alat perubahan sosial memungkinkan adanya diskusi tentang isu-isu yang kurang dianggap penting. Seperti yang dikatakan Jessica Mayberry dari Video Volunteers, sebuah organisasi Video for Change besar di India: “video adalah sebuah cara untuk melihat masyarakat yang lebih adil karena pembuat kebijakan akan memiliki akses pada kebutuhan dan pengetahuan masyarakat.”
Dengan cara ini, video dapat mewakili kelompok yang mungkin kurang didengarkan oleh para politisi, pembuat kebijakan, dan pengambil keputusan.
Sama halnya, definisi InsightShare untuk Video for Change berfokus pada pemberdayaan kolektif dan komunitas. Pendekatan video partisipatif mereka melihat proses produksi video sebagai cara dimana sebuah komunitas dapat menentukan tujuan dan indikator dari pemberdayaan diri mereka.
Untuk InsightShare, hasil dari proses produksi lebih dari sekedar ‘produk’ berupa video. Sebaliknya, hasil yang diinginkan adalah terbukanya ruang bagi masyarakat untuk membicarakan berbagai isu dan beraksi secara kolektif untuk mengatasinya.
Apakah Video for Change Sama Dengan Video Partisipatif?
Video partisipatif merupakan salah satu pendekatan Video for Change. Keduanya bisa saja tumpang tindih, namun ada beberapa perbedaan utama:
- Video partisipatif memprioritaskan proses sebagai tujuan terbesar dari sebuah inisiatif, sedangkan Video for Change memiliki penekanan pada kualitas konten dan juga prosesnya dalam berbagai tingkatan, tergantung pada tujuan dari inisiatif tersebut.
- Pendekatan Video for Change seringkali menggunakan metodologi kreasi bersama (co-creation), yaitu kerja bersama antara pembuat film profesional dan komunitas.
- Video for Change tidak harus melibatkan komunitas di setiap tahapan, meskipun mereka memiliki pilihan itu, sedangkan Video Partisipatif mengharuskan hal ini.